Kh 3
RIWAYAT SINGKAT ALMARHUM KH RAHMATULLAH MUGHNI KUNINGAN JAKARTA

Lahir di Jakarta tanggal tahun 1901, Orang tua Almarhum adalah KH Guru Abdul Mughni bin Sanusi bin Ayub bin Qois, seorang tokoh Ulama di Betawi yang sangat berpengaruh dan disegani. Ibunda Almarhum adalah Hj Rodiyah binti Davit dan mempunyai saudara kandung sebanyak 4 orang yaitu Hj Ruhaniyah, H Sanusi (Mantan Lurah Kuningan). Hj Nuroniyah dan KH. Hasan Basri (Ulama Tanah Abang mantan ketua masjid Al Ma'mur). Dari perkawinan yang pertama dengan Hj Amsiah puteri seorang pengusaha batik yang terkenal H. Saidi di wilayah Karet Bivak, memperoleh 5 orang anak yaitu Hj Sumanah, Hj. Humadah, Hj Nu'amah, Abdul Mughni dan Habibullah. Perkawinan yang kedua terjadi setelah istri pertama meninggal dunia. Istri kedua Almarhum yaitu Hj Sofiah binti H. Mansyur bin Zakaria bin Muhasyim, seorang gadis dari Tanah Abang yang dipersunting Almarhum pada usia 18 Tahun dan dikaruniai 12 anak yaitu Hj Siti Fauzah, Hj Siti Ulyah, H. Moch.Haidir, Hj Siti Ulfah, Hj. Siti Wardah, Siti Masturoh ( wafat usia 1.5 tahun) hj.siti maziah.

Fathurrahman ( Wafat usia 7 hari ), Siti Rahmia ( Wafat usia 11 Bulan ) , Hj Siti Rahimah, Drs H.Ahmad Taufiq dan Ir H Djamaluddin. Uniknya dari 12 anak almarhum yang hidup 8 semuanya bermantukan orang Betawi tulen, tiga diantaranya adalah Ulama yaitu KH Abd Aziem Abdullah Suhaimi di Kuningan, KH Muhyiddin Naim di Cipete dan Ust H. Umar Abd Majid di Klender. BELAJAR DI MAKKAH . Dari sejak kecil sampai diusia remaja Almarhum sudah menampakkan tanda-tanda istimewa seperti tutur kata, sikap dan prilaku yang tegas, berbeda dengan saudara- saudaran dan teman-teman sebayanya. Apalagi dipengaruhi oleh kedua orang tuanya yang sangat menjunjung tinggi nilai agama dan sikap non kooperatif terhadap penjajah, menginginkan anak-anaknya agar menjadi orang yg berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat. Sudah menjadi tradisi di keluarga besar KH Guru Abdul Mughni dengan menyekolahkan anak-anaknya di luar negri (timur tengah) sebagai alasan di negeri tersebut memang gudangnya ilmu agama dan tempat lahirnya agama Islam yang kental dengan penerapan sufi. Diantara anak-anaknya yang belajar di luar negeri salah satunya adalah Almarhum KH Rahmatullah Mughni yang akan berangkat ke luar negeri bersama dengan saudaranya KH Syahrowardi Mughi menuju kota Makah al mukaromah

Dengan tekad yang kuat dan niat yang ikhlas serta diiringi dengan doa kedua orang tuanya pada tahun 1921 masehi, berangkatlah Almarhum ke Tanah Suci Makkah untuk belajar dan mukim disana. Saat itu tepatnya Almarhum di usia 20 tahun. Di Kota Makkah Almarhum bermukim selama 4 tahun, disana tinggal bersama syekh Muhammad Noor Jambi. Almarhum belajar ilmu-ilmu agama seperti ilmu Tauhid, ilmu Tafsir, ilmu Fiqih dan ilmu-ilmu agama lainnya yang akan dipelajarinya sebagai bekal untuk di amalkan di tanah Kuningan. Diantara Guru Guru yang mengajarinya adalah : GURU-GURU DIKOTA MEKAH 1Syeikh Umar Bajnid Almakki 2 Syeikh Muhammad Mukhtar 'Athorid Makkah 3Syeikh Muhsin Al Musawa 4Syeikh Sa'id bin Muhammad Al Yamani 5Syeikh Abdul Hamid Qudus 6 KH Ikhsan Zubaidi Cirebon 7KH Abbas Pagentongan ( Kiai Falaq Bogor ) 8Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi 9

SAHABAT-SAHABAT DIKOTA MEKAH

Teman- teman Almarhum seangkatan yang bermukim di Makkah diantaranya : 1.Syeikh Yasin bin Muhammad Isa Al Fadani 2. Syeikh Ya'kub Su'aidi 3. Syeikh Abdul Majid 4. Syeikh Mukhtar al Falembani. 5.KH Nur Ali ( Pejuang dan Pemimpin Ponpes Attaqwa Bekasi) 6.KH Syahrowardi bin Abd Mughni(kakak) kembali ke tanah air lebh dahulu 7.KH Mawardi bin Abd Mughni (kakak) 8.KH Zarkasyi bin Abd Mughni (adik) berangkat kemudian setelah Almarhum 9.KH Abd Syakur Khairi 10.Guru Hasan Murtadho Cawang 11. Guru Makmun Rawa Belong 12. KH Abd Shamad Ismail Pedurenan Kuningan

SAHABAT-SAHABAT DI INDONESIA

Dan teman dekat Almarhum yang berada di Indonesia diantarannya : 1.KH Muslich asal Purwokerto ( ketua Yayasan Wali Songo ) Rawamangun. 2.KH Romli

3.KH. Royani bin KH Thohir ( Ulama Sepuh Masjid Hidayatullah ) 4.Ust H. Sa'abah Kampung Sedikit Karet 5. Guru Makmun Rawa Belong 6.Guru Hasan Murtadho daerah Cawang 7.KH Abdullah Syafiie Pendiri Pesantren Assyafi'iyah Balimatraman 8. KH Abd Shamad Ismail Pedurenan Kuningan 9.KH Muhamad Thohir Warung Pedok Menteng Dalam 10.KH Muhammad Yusuf Tanah Abang 11.Ust HM. Ali Simin Tanah Abang 12.KH Mukhtar Gang Buaya Karet Tengsin 13.Habib Salim bin Jindan Cililitan 14. KH Sholeh Ma'mun Lontar Serang Banten

KEMBALI KE INDONESIA.

Tahun 1925 Setelah empat tahun belajar di kota Makkah, Almarhum kembali ke tanah air usai mendalami dan menguasai ilmu agama yang diperoleh dari kota tersebut, yang beberapa tahun kemudian para muqimin dikembalikan ke tanah air masing- masing karena ada penyerbuan kekuasaan tanah suci ( kudeta ) oleh keluarga Sa'ud. Tahun 1926 KH Guru Mughni awal membangun madrasah di atas tanah bekas rumah orang tuanya dalam bentuk bangunan yang sederhana

Kemudian di diberi nama Sa'adatud Darain. Madrasah ini merupakan satu-satunya madrasah yang ada di wilayah Kuningan Timur pada waktu itu. Pengelolaannya diserahkan kepada kedua putranya KH Syahrowardi dan Almarhum yakni KH Rahmatullah. . Dalam pengelolaan Madrasah Sa'adatud Darain, Almarhum memproses kegiatan belajar mengajar dibantu oleh Ust H Mahfuzd ( selaku adik Ipar ) dan Ust H. Muhammad Thoha {cucu keponakan KH Guru Abd Mughni }, meskipun sebagai pengawas dan Pembina madrasah tersebut, adalah orang tuanya ( KH Guru Abd Mughni ) Tahun 1935 wafat KH Guru Abdul Mughni, orang tua Almarhum, atas kematian orang tuanya masyarakat meminta kepada putra-putra KH Guru Abdul Mughni yang pernah belajar di kota Makkah untuk mengisi pengajian yang pernah diisi oleh orang tuanya. Sehingga salahsatu tempat pengajian yang Almarhum dipercayakan untuk mengajar adalah di Kampung Kuningan, Kampung Karet, Kampung Poncol, Karet Tengsin dan Tanah Abang. Banyak murid-murid KH Guru Abdul Mughni yang ikut belajar kepada Almarhum, hal ini disebabkan kepiawaiannya dalam mengajar yang tidak banyak menggurui dan menjelaskan suatu masalah dengan mengambil contoh kehidupan sehari-hari sehingga

murid-muridnya faham dan mengerti. Disamping sibuk dengan mengajar, disaat orang tua sudah sakit-sakitan dan udzur dalam urusan keduniaan, Almarhum juga dipercayakan untuk mengelola kegiatan-kegiatan masjid Kuningan yang awal dibangun oleh orang tuanya KH Guru Mughni pada tahun 1901, sekarang bernama masjid Baitul Mughni dan sarana pendidikannya di atas tanah Kavling 27 jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan. . Sepeninggal Orang Tuanya, sebagai anak laki-laki yang tertua setelah KH Mawardi dan KH Syahrowardi, diantara anak-anak lainnya, almarhum diminta untuk mengelola warisan orang tuanya dan mendapat tanggung jawab untuk mendidik dan membesarkan adik-adiknya, sekaligus, meneruskan tradisi keluarga yaitu mengirim belajar ke luar negeri. Saat itu, almarhum sebagai orang tua dari anak-anak yang dilahirkannya dan “orang tua” dari adik-adiknya. Hal ini dirasakan sangat berat baik dari tenaga dan finansialnya, tapi semuanya itu dijalankan dengan sabar dan mengharap ridla dari Allah SWT.

WASIAT YANG DIPERTAHANKAN ALMARHUM

Salahsatu tradisi mulia merupakan wasiat KH Guru Mughni yang dipertahankn adalah :

1. melaksanakan pembacaan mauled nabi Muhammad SAW dengan membaca kitab Barzanji 18 pasal pada setiap malam tanggal 12 Rabiul Awwal ( wasiat Almarhum juga kepada anak/cucunya), 2. Memimpin pembacaan ratib Syamman, wirid setiap malam usai pelaksanaan Nishfu Sya'ban ataupun melayani permintaan masyarakat yang ingin menyelenggarakan pembacaan ratib Syamman. 3.Pembacaan Qhasidah Burdah Al Busyiri setiap malam Jum'at di Masjid peninggalannya. SEBAGAI ULAMA DAN PEBISNIS Di akhir tahun tiga puluhan, Sadar akan tanggung jawab yang diembannya dan sadar pula bahwa mengajar bukan merupakan tujuan mencari penghidupan, Almarhum mulai menjalankan awal bisnisnya dengan berdagang skala kecil seperti jual buah-buahan khususnya buah jeruk sampai jual ( ternak ) kulit buaya yang dikirim ke daerah Cimahi Jawa Barat Pada era enam puluhan mayoritas masyarakat Kuningan saat itu mulai mengembangkan usaha ternak seperti berdagang sapi perah dan menjual susunya ke kota. Dalam hal seperti ini naluri bisnis Almarhum muncul, merealisasikan dalam bentuk usaha skala besar, dengan cara membeli sapi di daerah Boyolali dan Salatiga Jawa

Tengah, kemudian memberikan sapi-sapi perah tersebut, kepada peternak-peternak sapi di Kuningan khususnya pada peternak pemula untuk diternak dan dijual susunya dengan cara bagi hasil. ( Cara mengenalkan dan menerapkan ekonomi syari'ah Islam ), atau diberikan ternaknya, hasil susunya, dijual untuk membayar cicilan kepemilikan . Dengan cara seperti inilah kedua belah fihak merasa diuntungkan dan banyak memunculkan peternak baru di Kuningan dan sekitarnya tidak mempunyai modal dapat tertolong untuk penghidupan kesehariannya sehingga dapat meningkatkan perolehan pendapatannya dan pendapatan Almarhum. Berbisnis dan berdakwah yang dilakoni Alamarhum patut ditiru oleh keluarga, murid-murid dan ulama masa kini, sehingga tumbuh rasa ikhlas dan mengharap ridlo dalam berdakwah dan mengajar, tidak semata-mata mengharapkan sesuatu. Dalam hal berbisnis dan berdakwah Almarhum salah seorang yang kuat dalam prinsip, supel dalam pergaulan tidak melihat derajat, agama, status social, status pendidikan dan tanggap dalam peluang usaha, semua yang dicontohkan nabi Muhammad diterapkan bukan dalam hal mengajar saja tetapi juga dalam hal berdagang, terbukti hubungan usaha dengan orang tiong hoa Babah Yam di Petamburan, Akung dan Orang tuanya keturunan China di Beos, Hanif keturunan Pakistan, Tepas ( Kuningan Barat ) dan Van Herret ( Tanggerang )

keturunan Belanda, Awwaf arab Tanah Abang dan masih banyak lagi yang tidak diketahui penulis. Shahabat –shahabat almarhum dalam hal berbisnis yang disinggahi selain nama-nama yang telah disebutkan : 1.H. Naim peternak sapi di Cidodol 2.Ki Embun mediator dan peternak sapi di daerah Bogor 3.H. Abdussomad ( Harjo ) mediator dan peternak sapi di Tengaran Jawa Tengah 4.Harto Peternak sapi di Boyolali Jawa Tengah 5.H. Ahmad asal Pekalongan pengusaha pakaian dan kain sarung di Palmerah 6.H. Darmin mediator dan penggarap sawah di Kampung Bogor Bekasi 7.H. Atim mediator dan penggarap kebun di Jati Kramat Bekasi 8.H. Bukhori mediataor dan penggarap kebun di Tanjung Barat 9.H. Abd Hadi murid dan kepercayaan dalam usaha di Kuningan 10.Mat Le'wan murid dan membantu dalam usaha di Kuningan 11.H. Rahmatullah Misbah murid dan membantu dalam usaha di Kuningan 12.H. Ismail Abd Hamid murid dan membantu dalam usaha di Kuningan

PERAN SERTA DALAM KEMERDEKAAN

Almarhum hidup pada era penjajahan sampai era kemerdekaan di saat itulah peran serta Almarhum ikut memberikan sumbangsih pemikiran untuk Indonesia sebelum dan sesudahnya merdeka cukup banyak, yaitu dengan ikut aktiv dalam partai Masyumi Partai yang dibidani oleh Nahdlatul Ulama dan partai Islam lainnya juga aktif dikelompok laskar Hizbullah. Banyak sekali politikus berdiskusi di rumah yang pernah ditempati peninggalan dari orang tuanya KH Guru Abdul Mughni di daerah Tanah Abang yang memperkenankan untuk posko perjuangan melawan penjajah. diantaranya KH Agus Salim, Syafrudin Prawiranegara, Mr Muhammad Roem, H. Zainal dan KH Muslih selaku anggota Dewan/laskar Hizbullah, dll. Pernah suatu waktu rumah tersebut di grebek oleh pihak NICA dan beruntung semua para aktivis termasuk Almarhum bisa melarikan diri seperti yang diceritakan oleh istri Almarhum yaitu Hj Sofiah. Pada awal tahun enampuluhan Setelah Almarhum bertempat tinggal di Kuningan, almarhumpun masih aktif dalam memperjuangkan pergerakan Islam, pernah didatangi oleh KH M. Nasir dan Mr Roem tokoh nasional partai Masyumi ditawarkan untuk duduk sebagai tokoh Masyumi, namun almarhum tidak menerima sebagaimana penyaksian putranya Abdul Mughni

Penggrebekan di rumah Almarhum, tidak menyurutkan perjuangannya karena Almarhum yakin bahwa penindasan dan penjajahan di bumi pertiwi tidak dapat dibenarkan baik dari hukum internasional maupun hukum Agama. Saking bencinya terhadap penjajah, Almarhum tidak pernah memakai celana panjang dan dasi kupu-kupu yg menurutnya identik dg penjajah, disamping dalam menerapkan sikap sufi ketika belajar di Makkah. . Sehingga sampai Penjajah Hengkang dari bumi Indonesia barulah Almarhum pindah dari daerah Tanah Abang ke tanah kelahirannya yaitu kampung Kuningan. Dan di Kuningan itulah Almarhum memulai kembali Dakwah yang sebelumnya sudah dijalankan untuk mempertebal keimanan dan ketaqwaan masyarakat dan sadar akan pentingnya kehidupan beragama.

MURID MURID ALMARHUM

Setelah sekian lama mengajar diberbagi tempat baik masjid atau mushalla termasuk juga pengajian yang dilakukan di rumah Almarhum pada setiap malam senin, banyak sudah murid murid yang berhasil dikaderkan oleh Almarhum ( dengan menginfakkan dan mengelola asset ummat Islam) yang tersebar di Kuningan dan sekitarnya khususnya di Jakarta Selatan. Diantaranya :

1.KH. Mukhayyar dan KH Mahdi Gang Buaya Karet Tengsin (Kakek KH Jabir Khaidir Fadhil ) dengan rumah pendidikan dan rumah ibadahnya Al.Akhyar. 2.H. Sya'roni bin HM Thahir yang merealisasikan Ide dan saran Almarhum untuk mewakafkan tanahnya untuk pendirian sarana pendidikan di Kuningan, sekarang dikenal dengan nama YPI Daarut Taufieq.( sebelumnya At Taufiq ) 3.KH. Mohammad Siddik ( orang tua KH Nuruddin Siddik ) dan Ust H. Abdul Aziz ( orang tua Ust H. Abd Razaq Aziz ) dari Blok S dan Candran. 4.H Muhamad Sholihun salahsatu pendiri Masjelis Silatur Rahiem Raudlatur Ruhama. yang sekarang semakin berkembang dan berperan dalam bidang keagamaan. 5.KH. Abdurrahim ( teman usaha ternak, orang tua KH M. Siddiq Fauzi yang menurutnya mendapatkan ijazah tahlil dari Almarhum ) Majelis Ta'lim dan Masjid Baitur Rahiem di Kuningan. 6.KH. Royani dan Ust H Abd Hakam ( Kakek dan orang tua KH Nawawi Hakam, Lc ) Majelis Ta'liem dan masjid, mushalla Hidayatullah Karet. 7.Ust H. Sa\abah Karet Kabel sebagai besan dan banyak membantu perjuangan Almarhum ( orang tua HM. Thoyyib Thohir )

8.Ust H. Umar/ H.Entong ( orang tua Ust H. Efendi Umar ) Karet. 9.Ust H. Arsyad Karet Kabel yang pindah ke Kelapa Dua. Jakarta Timur 10.Ustazd H. Umar/H. Umang sesepuh masjid Nurul Hikmah Karet Belakang. 11.KH Mukhtar Karet Pedurenan salahsatu pendiri Madrasah Nurul Islam. 12.Sesepuh H Amarullah bin H Mahalli tokoh masyarakat Kuningan, keponakan KH Guru Mughni. 13.Ust H. Ali selaku tokoh dan sesepuh Tanah Abang yang setianya kepada guru, sehingga meminta dimakamkan bersebelahan dengan Almarhum 14.Ustazd HM. Yusuf Gang Lontar tokoh masyarakat dan ulama daerah Tanah Abang 15.Ustazd H Ghozali dan Ustaz H Zain Gang Perintis ( pindah ke Tanjung Barat sebagai tokoh dan ulama disana ) 16.HM. Nafis Akhfas tokoh masyarakat dan mantan lurah, donator dan pendiri YPI Daarut Taufieq. 17.KH Hasan Basri Mughni pernah sebagai pengurus dan staff pengajar masjid tua Al Makmur Tanah Abang ( adik yang dipercayakan mengajar diwilayah Tanah Abang) 18.Ust H. Abdul Afwu salah seorang tokoh negarawan dan kepercayaan Presiden Sukarno sekaligus ipar Almarhum, atas pengakuannya

beliau telah diijazahkan pembacaan shalawat oleh Almarhum yang kemudian diamalkan dan dijadikan bacaan rutin menjelang shalat maghrib di masjid Baiturrahiem istana Negara atas inisiatif beliau. 19.Ust HA.Taufiq Rahmat sbg anak juga ikut mendirikan Majelis Dzikir Assamaniyah, (dzikir ratib Samman setiap tanggal 27 Hijriah ) sbg wiridan, meneruskan kebiasaan Almarhum dan kakeknya semasa hidup. Dan tak lupa juga peranan dari Anak cucu dan Mantu Almarhum yang menghidupkan kegiatan keagamaan di rumah Almarhum seperti Pengajian 2 minggu sekali ( Majlis Mudzakarah Ar Rahmah ), berdirinya TKAT?TPA Ar Rahmah alihan dari Al Anwar, Pengajian Pemuda Pengkaderan Asatidz dan Maulid Nabi Muhammad SAW yang di selenggarakan setiap tahun. Juga pengajian-pengajian di Masjid dan Musholla yang di pimpin oleh KH Abd Azim AS dan KH Muhyiddin Naim, keduanya Mantu dari Almarhum. PENGUASAAN ILMU HIKMAH DAN ILMU FALAQ Salahsatu putra yang dapat menurunkan kemampuan ilmu hikmah/asror dan ilmu falaq

yang dimiliki oleh KH Guru Mughni diantara putera-puteranya yang ada, adalah Almarhum. Disamping sebagai Ulama dan Bisnismen, Almarhum yang dikaruniai oleh Allah SWT mempunyai Ilmu Hikmah yang diturunkan oleh orang tuanya dan dipelajari dengan sesama Ulama yaitu KH Falak Bogor yang terkenal dengan ilmu hikmahnya dan KH Ikhsan Zubaidi dari Cibulan Kuningan Cirebon, banyak memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya, Salah satu contohnya Almarhum dapat mengobati, mengendalikan dan melunakkan hati orang gila yang sedang mengamuk, dapat membuat maling menjadi linglung, buah-buahan yang memakan tanpa seizinnya terasa sakit perut dan akhirnya mengurungkan niat jahatnya. Almarhum juga dikenal orang yang dapat mengobati penyakit dalam seperti penyakit kuning (liver), penyakit ayan epilepsi dll, bahkan dapat mengobati hewan sapi dan kuda, dengan ilmu hitungan falaq Almarhum dapat mengetahui sifat dan karakter seseorang. sampai saat ini pengobatan penyakit kuning, masih diwariskan keahliannya kepada istri Almarhum yaitu Hj Sofiah. Ada satu kisah menarik dari Almarhum, bahwa Almarhum mempunyai binatang peliharaan yaitu seekor kuda kesayangan yang diberi nama Satria Pinayungan, kuda ini keturunan kuda kesultanan, mempunyai user user dua belas, terbaiknya berada diatas antara kedua

matanya, yang konon katanya mempunyai keistimewaan tersendiri dan didapat dari Boyolali Jawa Tengah. Sebelum meninggal Almarhum berwasiat kepada keluarga untuk memelihara dan merawat kuda tersebut sampai tua dan mati, sebelumnya diupayakan ada keturunan namun selalu gagal,. sehingga tidak meninggalkan keturunan. BIMBINGAN PRINSIP HIDUP ALMARHUM Dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini almarhum memberikan contoh dan keteladanannya kepada keluarga, shahabat dan murid- muridnya dengan prinsip hidup yang benar. Terbukti beliau tidak segan- segan marah dan menggertak siapapun kalau memang tidak sesuai dengan prinsip hidupnya, dan beliau tidak segan – segan ramah dan kasihan kepada siapapun bila sesuai dengan prinsip hidupnya. Sebagaimana yang dirasakan langsung oleh keluarga, shahabat dan murid atas bimbingan dan keteladanannya sebagai berikut : 1, Tegas dalam masalah agama dan jangan berharap sesuatu 2. Disiplin, Akur (kompak) dan tepati janji terhadap orang lain 3. Berpegang kepada prinsip tradisional, terbuka terhadap prihal yang baru untuk kemajuan 4. Bergaulah kepada siapa saja tanpa dibatasi agama, bangsa, suku dan warna kulit 17

5. Sayangilah kepada binatang yang hakekatnya sama dengan kita, apa yang dirasakannya. 6. Wujudkanlah usaha sebagai wadah rizki yang dikarunia Allah SWT 7. Jadilah manusia yang bermanfaat untuk orang lain dan pada alam sekitarnya.

WAFATNYA ALMARHUM

Semasa hidupnya Almarhum (terutama menjelang hari Tua) mengidap penyakit jantung dan asma, klimaksnya adalah ketika terjatuh dari beca bersama putra bungsunya ( Jamaluddin ), saat itu sedang berada di daerah Kota dekat stasiun Beos dalam urusan bisnis dengan keluarga Akung. Sejak saat itulah Almarhum terbaring di tempat tidur dan tidak bisa bangun karena bertepatan tulang pangkal paha bergeser sudah diupayakan untuk diobati namun karena usia, sulit untuk dinormalkan kembali, menyebabkan Almarhum tidak dapat berjalan, perlu perawatan dan pengawasan yang insentif sehingga selalu didampingi dan temani oleh istri tercintanya yaitu Hj Shofiah..meskipun sakit cukup parah dirasakan, Almarhum masih tetap berda'wah di rumahnya meskipun sebatas kemampuannya. Selama sakit Almarhum sudah keluar masuk rumah sakit, namun sakitnya tidak kunjung sembuh..Nah tiba saatnya ada kenalan Almarhum yang memberitahukan bahwa ada Tabib yang manjur bernama pak Shodikin (

panggilan pak Iking ) yang dapat mengobati penyakit Almarhum dengan cara terapi air panas belerang, lokasinya di daerah Cisolok Pelabuhan Ratu Sukabumi, jaraknya kurang lebih 100 km dari Jakarta. Dengan niat ingin sembuh dan ingin berda'wah lagi, tepat pukul 08.00 pagi berangkatlah dari Kuningan membawa Almarhum dengan mengunakan kendaraan mobil Fiat tahun enampuluhan yang dikendarai oleh pak Abdullah ( bang Dulloh ). Tubuh lemah Almarhum disandarkannya di bangku belakang mobil, dengan ditemani oleh Istri Hj Sofiah, siti Wardah (anak ) dan Pak Haji Amang, anak-anak yang lain menyusul karena keterbatasan tempat dan keperluan lain. Sampailah kendaraan di Cosolok Pelabuhan Ratu setelah menempuh perjalanan yang sangat melelahkan (maklum saat itu jalan yang masih rusak). Tibalah waktu sore menjelang maghrib, penanganan pengobatan dimulai, dengan cara menggunakan air panas belerang yang ada di sungai Cisolok, kemudian tubuh Almarhum di rendam kedalamnya, selama proses berlangsung, Almarhum merasakan tubuhnya terasa hangat dan meresap ke tulang tulang tubuh. Dua kali berlangsung sebelum waktu Maghrib dan sesudah waktu Isya'. Namun ketika jam menunjuk pada pukul 00.15 Almarhum merasakan dada mulai sesak dan sulit bernafas.dan darah terus keluar dari duburnya sejak itu

Almarhum minta dibersihkan oleh istri dan anaknya kemudian setelah bersih dan digantikan pakaian bersih kemudian Almarhum minta dihadapkan ke arah kiblat dan meminta kakinya untuk diluruskan. Dan almarhum terus meminta istri dan anaknya untuk membaca surah Yasin dan Al Qur'an. Kemudian almarhum mengangkat sendiri keduatangannya bersedakep dan pandangan mata ke kiri, arah anak yang sedang membaca Al Qur'an, pandangan ke atas, arah istrinya yang teringat dengan kata-kata “ Cho'; (panggilan almarhum kepada istrinya ) betah disini ? besok baik, engga baik, kita pulang “, kemudian pandangan mengarah ke kanan kepada anak yang menalkinkan, lalu setelah itu, menghembuskan nafas terakhir dengan sikap pasrah. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un. Semua keluarga, kerabat , murid-murid Almarhum berdoa di Jakarta untuk kesembuhan Almarhum, tetapi apa daya semua usaha yang telah dilakukan untuk kesembuhan Alamarhum, tidak menjadi kenyataan karena Allah SWT menghendaki lain. Lebih menyayangi dan lebih mengetahui yang akan terjadi. Akhirnya Almarhum dipanggil oleh Allah SWT pada hari Selasa malam Rabu, jam 01.30 wib tanggal 2 januari 1974 bertepatan tangggal 8 Dzul Hijjah ( Yaumut Tarwiyah) dalam usia 73 tahun di tempat yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT jauh dari rumah kediaman. Almarhum dishalatkan pada hari Rabu tanggal 2 januari 1974 ba'da shalat Dzuhur berjamaah di masjid

jami' Baitul Mughni Kuningan yang diimami oleh KH Syahrowardi Mughni ( Kakak ), do'a oleh KH Ahmad Hajar Malisi Mughni ( Adik ), tasyhied oleh KH Hasan Basri Mughni (Adik ), dan talqien dimakam oleh KH Ahmad Zarkasyi Mughni ( Adik ) Almarhum di makamkan di complek pemakaman masjid Hidayatullah Karet Semanggi Jakarta Selatan. Ini merupakan bentuk realisasi wasiat Almarhum dari yang pernah ditawarkan oleh murid setianya KH Royani yang ingin dekat dengannya, saat itu KH Royani tidak berada di tempat karena sedang melakukan ibadah haji, bahkan almarhumpun semasa hidup, sempat menunjukkan isyarat kepada mantunya H. Thoyyib, posisi makam yang diinginkan berada di sebelah almarhum H. Thohir, samping pintu sebelah kiri masjid Hidayatullah. Disamping memang, di tahun 1974 pemakaman complek KH Guru Mughni dalam situasi terancam pembongkaran proyek pengembangan lingkungan Kuningan.( PPLK dahulu OTORITA ). Atas dasar inilah maka pihak keluarga memakamkan Almarhum di tempat yang bukan di complek pemakaman keluarga KH Guru Mughni.

SUMBER TULISAN ABDUL HAQ ABDUL RONI

FACEBOOK SUMBER

share: Facebook Twitter Google+

BACK TO HOME

Disneyland 1972 Love the old s